Kamis malam, hujan telah reda, dingin malam sungguh menusuk
sumsum tulang Mak Simur. Beliau adalah janda beranak dua yang telah berpisah
dengan suaminya sudah hampir sepuluh tahun lamanya. Anak pertamanya bermana
Mukmin buruh mebel yang sedang mengadu nasib di Ibukota sedangkan anak
bontotnya bernama Tini, seorang gadis yang berbeda dari gadis biasanya.
Sebenarnya Tini sapaan putri kesayangan Mak Simur tak punya
masalah apapun tentang mentalnya, tapi setelah kepergiaan sang nenek yang
begitu mendadak membuatnya terpukul ,hal itulah yang membuat mahluk
halus dengan mudah memasuki raganya hingga membuatnya menjadi seperti sekarang
ini.
Kini Tini menjadi gadis tertutup yang tak pernah bersosialisasi dengan sesama
manusia, bahkan tak pernah keluar rumah. Dulu dia pernah keluar rumah tapi seringkali
orang-orang dilingkungannya merasa takut dan cemas jikalau ia akan mengamuk dan
melempar batu kepada orang yang dilihatnya sepertinya yang pernah dia lakukan
sebelumnya.
Mak Simur sendiri sering mendapati Tini sedang berbicara
sendiri dikamarnya, entah apa yang sedang dibicarakannya dan dengan siapa ia
berbicara , kadang ia tertawa sendiri, kadang berteriak dan melempar segalanya
yang ada didepannya.
Pernah suatu malam, Tini menghilangsecara tiba-tiba ditengah
malam. Tepatnya kamis malam sehabis hujan turun dengan lebatnya membasahi bumi ,seakan
membersihkan segala dosa penghuni bumi yang menumpuk layaknya gunung Semeru.
Mak simur, sangat cemas dan kebingungan ketika beliau tak
mendapati putri kesayangannya tak ada ditempat tidurnya, padahal jam sudah
menunjukan pukul 01:00 . dijam-jam
itulah biasanya orang-orang sudah terlelap dalam mimpi indahnya. Karena panik,
beliaupun memutuskan untuk keluar rumah dan mencarinya diluar rumah seorang diri.
Mak Simur mencari kesana kemari, menelusuri rumah dan juga
gang yang ada didekat rumahnya, tapi tak ada sedikitpun tanda-tanda keberadaan putri
bungsunya itu. Hingga akhirnya beliau berjalan menuju pekarangan kosong yang
penuh dengan pohon bambu yang lebat layaknya hutan dijajaran bukit pegunungan.
Beliau mendapati seorang gadis yang sedang mengobrol dengan seorang wanita
berambut panjang dan berpakaian serba putih. Mak Simur sadar bahwa gadis itu
adalah Tini, putri yang tengah dicarinya. Tapi beliau tak tahu dengan siapa
putrinya itu berkomunikasi, Nyalinya tiba-tiba menciut seketika, melihat bahwa
yang sedang berbicara dengan putrinya adalah sesosok mahluk halus yang biasanya
orang-orang menyebutnya kuntilanak. Keringat dingin tiba-tiba mengalir
disekujur tubuhnya, tak Cuma itu saja. Lututnya tiba-tiba menjadi kram dan tak sanggup lagi untuk digerakan. Mulutnya tertutup rapat, tak sanggup untuk
mengeluarkan sepatah katapun, padahal dalam hatinya, beliau terus
memanggil-manggil nama putrinya itu.
Dengan sekuat tenaga,beliau melawan gejolak aneh yang terjadi
pada tubuhnya. Dengan terus menyebut nama sang Maha Kuasa, akhirnya beliau bisa bersuara dan melangkah maju mendekati Tini.
“Nak ayo pulang” itulah satu kaliamat yang berhasil keluar
dari bibir Mak Simur yang sebelumnya sudah tertutup rapat.
Mak simur meraih tangan Tini, sembari terus menasehatinya agar mau pulang, sedangkan wanita didepannya hanya tertunduk diam tak melakukan
apa-apa. Ini adalah pertama kalinya Mak Simur melihat mahluk halus secara dekat
dengan kedua bola matanya sendiri.
“Ayo nak kita pulang!” ajaknya lagi
Tapi Tini kembali menolak, ia malah asyik bermain dengan sosok kuntilanak tersebut. Mak Simur naik pitam akibat ulah anaknya itu.Tanpa memperdulikan rasa takut,beliau langsung menarik lengan Tini
dengan paksa , mengajaknya untuk kembali kerumah. tapi hal yang tak disangka-sangka
terjadi. Kuntilanak, teman Tini langsung berdiri seolah tak terima jiakalu
teman mainnya diperlakukan kasar oleh seseorang, ia marah dan langsung
menjambak rambut Mak Simur dengan kuat,
sontak Mak Simur menjerit kesakitan,
tapi sayangnya hari sudah sangat larut, jeritan histeris Mak Simur sudah tak
ada seorangpun yang bisa mendengarnya.
Mak simur diseret hingga kakinya tak lagi menginjak ditanah,
sakit dan juga takut jadi satu,beliau hanya bisa pasrah kepada yang Maha Kuasa.
Mulutnya menganga menahan rasa sakit sedangkan hatinya terus menyebut nama Sang
Maha Kuasa.
Sekitar 10 menit diseret dan dibawa terbang, akhirnya Mak Simur
dilepaskan oleh kuntilanak itu, sang kuntilanak menatap tajam Mak Simur, tatapan
yang tak pernah beliau dapat sebelumnya,hingga membuat Mak Simur semakin
gemeteran. Kuntilanak itu berjalan mundur, sambil terus menatap Mak Simur,seakan memberi isyarat bahwa urusannya dengan Mak Simur belum selesai.
hingga jarak beberapa meter, akhirnya kuntilanak itu terbang sambil tertawa
mengerikan lalu menghilang entah kemana.
Mak Simur yang mengalami kejadian itu langsung syok, pikirannya kemana-mana,
tapi dibalik itu semua ia terus saja mengucap rasa syukur atas perlindungan
yang diberikan Sang Maha Kuasa kepadanya. hampir saja belaiu tewas ditangan mahluk mengerikan itu, tapi untung saja nasib baik masih berpihak kepadanya.Akhirnya Mak Simur selamat, beliau
segera bangkit dan melangkahkan kedua kakinya mendekati tini, beliau segera
memeluk erat Tini dan mengajaknya pulang. Akhirnya Mak Simur berhasil mengajak
putri bungsunya pulang kerumah
Keesokan harinya, hari Mak Simur berjalan normal seperti
biasanya, walaupun masih syok tapi beliau tetap mencoba untuk kuat setelah apa yang telah dialaminya tadi
malam. Beliau berusaha menutup rapat mulutnya, merahasiakan segalanya
sendirian, tapi beban hati dan pikirannya tak kunjung reda. Beliau tak sanggup
lagi untuk merahasiakannya lagi,Akhirnya beliau dengan berat hati menceritakan
semuanya kepada tetangga yang ada disekitar rumahnya, sontak semua tetangganya merasa merinding dan
ketakutan setelah mendengarnya, termasuk saya sendiri.
Itulah kisah Mak Simur yang diseret kuntilanak
Tamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar