Painkiller
Villa tua ini mengingatkanku pada semua kenangan antara Aku
dan dia.
Hari ini Aku mengunjungi villa tua miliknya. Aku membuka
pintu villa dengan sangat pelan lalu menutupnya kembali. Aku masuk dan mengamati
setiap sudut ruangan villa. Perabotan rumah yang tertutup rapi oleh kain putih terlihat disemua sudut ruangan. Aku berjalan pelan, melangkahkan kaki
menuju ranjang villa itu. aku letakan koper yang kubawa dari rumah disalah satu ranjang villa tua itu. Aku duduk sebentar ditepian
ranjang, mulai melamun dan mengingat akan semua kenangan indah bersamanya. tapi dengan segera aku kembali tersadar, membebaskan diri dari lamunan dan angan-angan kosong yang baru saja terlintas dipikiran.
Aku bangkit, mulai membersihkan dan merapikan ruangan
villa.Memang sangat merepotkan harus membersihkan serta menata ulang ruangan
villa yang ukurannya lumayan luas, apalagi harus dilakukan oleh seorang diri. Tapi
tak masalah ,lagipula aku senang melakukannya apalagi tempat yang kubersihkan ini merupakan salah satu tempat yang penuh dengan kenangan indah bersamanya.
2 jam akhirnya selesai, Aku mengambil koper dan
membukanya. Kuambil beberapa pakaian lalu meletakannya dilemari besar dekat
ranjang. Aku sangat terkejut ketika melihat pakaian tersusun rapi didalam lemari itu. aku masih ingat, itu adalah pakaianku dan juga pakaiannya yang
sengaja dulu kami tinggalkan dilemari villa. Aku jadi ingat saat kami berdua dulu bersepeda bersama, dia duduk didepan
mengendarai sepeda sedangkan Aku duduk membonceng sambil merangkul pinggangnya. Itulah
salah satu kenangan indah yang selalu kuingat selama bersamanya.
Bukan Cuma itu saja, ingatan-ingatan yang lainnya pun
bermunculan layaknya slide yang berjalan cepat. Aku tersenyum ketika mengingat
kenangan yang indah saat bersamanya, bahkan Aku sempat tersenyum dan tertawa
kecil. Tapi rasa bahagiaku tiba-tiba hilang begitu saja dan diganti dengan rasa
yang benar-benar membuatku takut.yah, aku teringat akan hari terakhirnya
diwaktu itu. aku benar-benar marah, gelisah, panik,sedih dan sangat putus asa
.waktu itu,ketika aku tak bisa menghentikan pendarahan yang ada didadanya.Aku telah merasa gagal.Aku dokter gagal yang tak bisa menolong kekasihnya
sendiri. Tapi dia malah tersenyum bahagia kepadaku dan mengatakan bahwa semuanya
akan baik-baik saja. Dia itu benar-benar membuatku marah dan juga kehilangan.
Dadakuyang tadinya tak bermasalahtiba-tiba terasa sesak setelah mengingat kenangan itu. Aku
segera mengambil botol obat didalam tas, obat yang sengaja kubawa dari rumah.Aku meminum beberapa pil tanpa meminum air, berharap dadaku tidak terasa sesak lagi. Tapi hal tersebut membuat
Kepalaku terasa pusing. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba Aku roboh dan
jatuh keranjang tanpa sadarkan diri.
Aku bermimpi dia menghampiriku yang tengah tertidur
pulas diranjang, dia duduk lalu membelai mesra rambut hitamku, dia tersenyum
padaku lagi dan lagi lalu tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak. Aku langsung terbangun dari
tidur nyenyakku. wajahku pucat dan keluar keringat dingin. “Apa yang
sebenarnya terjadi, kenapa dia datang dan pergi begitu saja?” pikirku dengan raut wajah
sedih.
Aku segera mengecek ponselku, berharap dia menelepon atau mengirim pesan untuk mengabariku tapi
tak ada satupun pesan yang masuk. Aku mencari nomor ponselnya dan mencoba meneleponnya
beberapa kali,tapi tak ada satupun jawaban darinya. Aku menjadi putus asa
dan merasakan sakit yang tiada tara.
Aku melihat obatku
disamping ranjang, Aku mengambilnya dan hendak membuka tutup botolnya tapi
segera kuurungkan niat, aku tak mau melakukannya lagi, menelan pil itu beberapa butir sekaligus.
Aku bangkit dari tempat tidur. Kulangkahkan kaki menuju kamar
mandi. Kulihat botol sampo warna hitam yang berdiri tegak dipojok kamar mandi tanpa tersentuh oleh mahluk apapun.
Aku ingat betul, sampo itu adalah favoritnya. sampo yang harumnya dapat membawakan cinta dan kasih sayang. Aku mengambil sampo itu dan
membuka tutupnya. Beberapa kali kuhirup baunya yang harum, bau yang mengingatkanku pada seseorang yang paling
kukasihi dan kunanti-nanti kepulangannya. Aku duduk dilantai dan bersender
disalah satu dinding kamar mandi, kutuang isi sampo kelantai dengan tatapan
kosong hingga sampo tersebut berceceran kemana-mana.
30 menit kemudian, aku keluar dari kamar mandi dengan
perasaanku yang mulai tenang. Aku mengambil pakaian dan mengenakannya. Sebuah
pakaian yang dulu kukenakan saat pertama kali memasakan makanan untuknya. aku ingin mengulang hari itu lagi, hari dimana aku berkencan dan memasak makanan untuknya di villa ini.Aku
segera pergi kedapur untuk memasak banyak makanan. Setelah selesai, kusiapkan
semuanya dimeja makan untuk aku dan juga untuknya. Pagi itu perasaanku sangat riang dan juga bahagia seolah akan bertemu dengan seseorang yang sudah lama kurindukan. Aku duduk dikursi sambil tersenyum sendiri, menatap cermin yang
diisi oleh banyanganku sendiri. Aku bernyanyi riang sambil mengingat kenangan manis
bersamanya. Tapi lagi-lagi aku tak bisa mengontrol diri, semakin kumengingat
kenangan dengannya semakin membuatku terlarut dengan keadaan. Aku mengingat
saat-saat kematiannya, saat aku tak bisa
menolongnya dan saat terakhir,saat dia tersenyum bahagia kepadaku. Kenangan itu
terus terulang layaknya vidio yang diputar berulang kali.
Tiba-tiba aku batuk sangat luar biasa, aku mencoba menutupi
mulutku dengan satu telapak tanganku, tapi apa yang terjadi? tanganku malah dipenuh darah segar dari
mulutku. Penyakitku kambuh lagi, kanker hati yang kuderita semenjak
kepergiannya membuatku tak punya harapan lagi. aku kembali putus asa . aku merasa tak ada lagi obat untuk menyembuhkan penyakitku ini selain kehadirannya.
Aku melempar semua piring dan gelas yang ada dimeja, merusak semuanya hingga menjadi pecahan-pecahan yang berserakan dimana-mana. Aku
menagis sejadi-jadinya, aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Semua rasa
buruk tercampur menjadi satu. lagi-lagi aku putus asa. Aku tertawa
terbahak-bahak mencoba menghibur diri sendiri, tapi itu mustahil. Aku kembali
menangis dengan sangat keras dan berharap rasa sakitku hilang begitu saja.
Aku mengambil botol obat yang kebetulan ada dimeja makan itu,
aku menatap obat itu dengan tatapan kosong.entah kenapa aku malah menatap bayanganku
dicermin dekat meja makan dengan tatapan penuh amarah. Kulemparkan botol obat
tersebut kearah cermin, hingga membuat cermin itu retak dimana-mana.hari ini
Hatiku hancur.
Aku meninggalkan tempat makan itu dan berjalan menuju ruang
depan sambil membawa obatku. Aku duduk disofa dan mengambil beberapa tissue.
Kubersihkan mulut dan tanganku yang penuh dengan darah. Kutatap jam beker yang
ada diatas meja. Kuambil jam beker itu dan memutar mundur jarumnya beberapa
kali, berharap waktu bisa terulang lagi. tapi sayang usahaku sia-sia.jarum Jam
beker itu terus kembali keposisi awal. Hal itu membuatku sangat kesal dan putus
asa.kuletakan lagi jam beker itu diatas meja dan kuambil obatku yang dari tadi
terabaikan dimeja. Kubuka tutup botolnya dan kutuang semua isinya kekelapak
tanganku. Aku menelan semua pil itu tanpa meminum air. Untuk pertama kalinya
perasaanku benar-benar terasa damai setelah meminum obat itu. Aku melihat jam beker
itu dan mengambilnya lagi. kucoba untuk memutar jarum jamnya mundur sekali lagi.
Dan apa yang terjadi? Jam itu berputar seperti yang kuharapkan. aku tersenyum lega, kupeluk jam beker itu dengan erat. Tapi entah kenapa, keadaanku
semakin lemah dan memburuk. Ototku tak mampu lagi untuk menahan berat badanku , pikiranku
mulai melayang-layang tanpa arah. Dadaku sesak dan detak jantungku mulai
melemah. Aku roboh dan tergeletak tak bernyawa disofa itu.
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar